Senin, 12 Agustus 2013

Beranda Kelam



Karya : Rezzhna Ombak

Bagiku yang mencintaiku bukanlah dia yang selalu berkata mesra dihadapanku, dan mengatakan seberapa besar dia mencintaiku. Tapi, yang mencintaiku adalah dia yang selalu mengkhawatirkanku, selalu ingin tau kabarku, dan  selalu ingin membuatku bahagia. Dia yang selalu mengerti perasaanku tanpa harus aku pinta. Apakah orang sepertiku berhak mendapatkan yang seperti itu?

8 Belas


Karya : Rezzhna Ombak
 

Masih terlukis jelas dibenaku, saat Dia datang ketika rinai menghujam senja. Bumi dihentak keras pesonanya, dan mendung pun berlari menatap anggunnya. Pelangi tersipu malu kalah indah dengan senyumnya, dan sang senja pun kini tersenyum kembali bersana tawanya. Yah aku tak akan melupakan saat dia melempar senyum manis tepat di beranda hatiku yang kala itu gundah gulana.

Selasa, 06 Agustus 2013

Benderang Sang Malam



Karya : Rezzhna Ombak

Bosan sudah kujajakan tawa
Ketika wajahmu hanya menyajikan luka
Aku terus dibelenggu peristiwa
Hingga akhirnya lelahku mengejar bahagia
Aku coba bertanya pada malam
Ketika ia hanya sajikan kelam
Apakah saat ini tak ada terang?

Selasa, 16 Juli 2013

Waktu


Karya : Rezzhna Ombak

Tak pernah ada yang tau tentang kematian, Tuhan yang mengatur semuanya. Hari ini, esok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau mungkin hanya tinggal lima menit lagi kita akan mati, Tuhan telah membuat rencana.

Atap Besi


Karya : Rezzhna Ombak

Hidup ini indah jika menikmatinya, akan terasa berat jika kita membebaninya dengan pemikiran-pemikiran berbau sampah. Bermimpi boleh saja, asal jangan jadikan bermimpi itu sebagai profesi. Bermimpi itu hanya sebagai selingan dikehidupan kalian, agar tidak terlalu jenuh dengan perjalanan usia yang tengah ditempuh. Tapi itu semua tak berlaku untukku. Aku sudah mewujudkan semua mimpi, jadi tak ada lagi impian-impian konyol yang mengganggu.

Okta Likha



Aku adalah segumpal risau yang terhempas dari kelam
Secarik resah yang tertinggal amarah
 Dan sebongkah luka yang di caci gundah gulana

Rabu, 12 Juni 2013

Jerit Senja


Karya : Rezzhna Ombak


Pilu
Nafas kehidupan di negeriku memilukan
Ngilu
Aku membayangkan jerit kelaparan itu
Pedih
Kala kulihat korupsi tumpang-tindih
Senja menjerit
Kelabulah warna langit negeri
Menangislah bumi pertiwi
Tergadaikan lah harga diri sang dwiwarna
Burung garuda hanya menjadi sejarah yang terlupa
Bineka tunggal ika tak lagi satu dalam rasa
                                                                                                               


Barengkok, 15 Oktober 2012

Jumat, 07 Juni 2013

Kehidupan

Karya : Fadri Irman

Tik tak tik tak tik tak
tiktak tiktak tiktak tiktak
taktik taktik taktik taktik
Tak tik tak tik tak tik
kehidupan

Senin, 27 Mei 2013

Kaki Langit

Karya: Fadri Irman


rimba nusantara terkikis peradaban
cakrawala robek dilubangi polusi
raungan buldozer menyulap pohon jadi beton
dua bocah bernyanyi dan menari dalam lolongan nestapa
tungku tak lagi melukis langit
kepulan asap mengerogoti cerobong kerakusan
tragedi selalu menghantui
kekeringan terpatri di pojok jiwa
sungai lumpuh
tanah retak
hijau menjelma tandus
petani tersentak
rinai pun enggan singgah di bumi nusantara lagi
tak ada embun yang mengundangnya
di kaki langit dua bocah mengadu
akankah rimba terakhir berganti beton-beton tertata!
Cilegon, 17 Desember 2012

Rabu, 22 Mei 2013

Kongres Pecundang


Karya:
Fadri Irman

TEATER OMBAK

TIM PRODUKSI

Pelindung: Allah SWT
Penasihat Produksi: Nana Juhyana, M.Si. Barni, M.Pd.
Penanggungjawab: Drs. Hadi Nugraha, M.Pd ( Kepala SMAN 1 Wanasalam )

Pembina: Fadri Irman, S.Pd
Pimpinan Produksi: Haerudin
Sutradara: Fadri Irman, S.Pd
Astrada: Dadang Ombak
Aktor: 
Rezzhna Ombak
Haerudin
Mika Tineung
Siti Fauziah
Susi
Yusuf



 MUSIK BY
Ombak Senja


TEATER OMBAK MENGUCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA :
Tuhan Yang Maha Esa, Tukang Sekolah, Tukang Nasi Uduk, Tukang Jaga Rental Komputer, Tukang Edit, Tukang Bensin, Tukang Bikin Acara, Tukang Sapu, Tukang Naskah, Tukang Mikir  Adegan, Tukang Mikir Musik, Tukang Bakwan, Tukang Kopi, Tukang Pulsa, Tukang Jaga Hotel,  dll

TIK


Karya : Fadri Irman

Sinopsis:

Arya adalah Seorang lelaki separuh baya asik dengan memainkan jari-jemarinya di atas tombol mesin tik. Irama mesin tik tua itu membuatnya tidak kesepian karena menurut dia, nada yang dikeluarkan melebihi nada yang ada di dunia ini. Karena keasikannya dengan mesin tik ini terjadilah percekcokan dengan Lastri. Lastri adalah istri dari Arya. Lastri meminta Arya segera menghentikan kerjaannya dalam berkarya, sebab menurut Lastri itu tidak ada artinya. Lalu Arya pun memikirkan apa yang disamapikan Lastri dan Arya akan berhenti dalm berkaray. Tetapi ketika Arya akan berhenti berkarya muculah Lelaki dari masa silam.

Lelaki dari masa silam itu adalah Multatuli yang bangkit karena kerisauan penduduk pribumi. Sebenarnya Multatuli itu adalah jelmaan yang pernah ada dalam karya Arya. Multatuli menginginkan Arya terus berkarya, karena hanya Aryalah yang mampu memberontak melalui tulisan akan kekejaman dan penindasan para penguasa. Arya merasa bingung apa yang disampaikan Multatuli.

Tiba-tiba muncul Nyi Roro Kidul. dan meminta Arya agar menuliskan karya yang membuat namanya baik kembali. Sebab gara-gara penulislah nama dia dipercaya yang mengakibatkan kematian bagi yang hanyut ditelan ombak selatan.
.
Apakah yang terjadi pada diri arya?
Selamat Menyaksikan.

AKU INGIN DI BACA

Karya: Fadri Irman

Sinopsis

Aku senang dalam dunia tanpa kata, aku tabah penuh harapan, untung malang menambah gairah, untuknya akan ku pikul segala beban derita. Aku rela memikul segala asalkan nasib jangan merenggutnya dariku, tiada ku hirau pukulan malapetaka, suka cita dalam duka citaku.
Penjajahan telah menghancurkan sistem kepercayaan masyarakat Lebak, sehingga membuat kepedihan akibat rakusnya penguasa Negri. Multatuli adalah Kolonial Belanda yang haus akan sanjungan rakyat Parung Kujang. Cara licik dan busuk di pilih agar tujuanna tercapai yaitu dengan memprovokasi rakyat pribumi bahwa Adipati sangat kejam dalam memimpin rakyat, alhasil penduduk pribumi kagum karenanya dan menganggap bahwa Multatuli adalah pahlawan yang sebenarnya.
Pemerasan, penindasan, perampasan hak, dan asmara berkecamuk hancur lebur menjadi fenomena yang tak jelas keberadaannya. Hal ini membuat Saijah harus merantau ke Lampung untuk mencari uang agar dapat menikahi Adinda untuk memulai hidup baru bersamanya yang berjanji akan kembali setelah cukup tiga kali dua belas bulan.
Semenjak kepergian Saijah, Adinda merasa hidupnya hampa kerna sebagai perempuan yang normal ia butuh cinta, belaian kasih sayang, dan kehangatan agar kebutuhan biologisnya terpenuhi. Karna alas an itulah berkali-kali Adinda melakukan hubungan mesum dengan Adipati.
Melihat kecantikan Adinda Multatuli pun tergoda dan mencari cara agar dapat tidur bersamanya melewati malam-malam semu dalam buaian gairah terlarang. Akhirnya Adinda terjebak dalam perangkap Multatuli. Tanpa di sadari ketika Adinda dan Multatuli bercumbu dalam indahnya nafsu biru datanglah Saijah dan memergoki mereka berdua. Saijah murka amarahnya tak terbendung terjadilah duel yang sangat hebat, Adinda mati di cekik Saijah, sementara Saijah tewas tertembak timah panas Multatuli.

Sebatang Rokok Diujung Kematian


Karya : Rezzhna Ombak

Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya, apa sebenarnya tujuanku hidup. Apakah aku hidup hanya untuk menunggu mati? Namun mengapa kematian itu tak kunjung datang, padahal aku sudah siap lahir batin jika harus bertemu sang pencipta. Delapan puluh tahun sudah aku menghirup indahnya aroma kehidupan, namun aku tak pernah tau makna dari kehidupan, yang aku tau selama ini aku hanya bercumbu dengan sebatang rokok dan bersenggama dengan asap.

Selasa, 21 Mei 2013

Misteri Dibalik Buku


Karya : Rezzhna Ombak

Buku adalah jendela dunia, pepatah seperti itu sudah tidak asing lagi didengar bukan? Dan semua orang yang pernah bernafas di era millennium 2000 ini pasti pernah menedengar pepatah seperti itu. Namun ada satu kalimat dalam bahasa asing yang mungkin terdengar lebih keren meski punya arti yang hampir mirip Without books, history is silent, literature dumb, science crippled,

Waktu

Karya : Fadri Irman


(Suara music mengawali pertunjukan dantubuh-tubuh menggeliat risau di panggung kehidupan. Deskripsi teka-teki  berirama dalam aorta. Ruh teks bangkit dalamlaku yang selama ini beku tak menentu)

“Buyut nitipkeun ka puun
Nagara satelung puluh telu
Bangawan sawidak lima pancer salawenagara
Gunung teumenang dilebur
Lebak teu meunang dirusak
Larangan teu meunang direumpak
Buyut teu meunang dirobah
Lojor teumenang dipotong
Pendeuk teu meunang disambung
Nulain kudu dilainkeun
Nu ulah kudu diulahkeun
Nu enya kudu di enyakeun”

Oktha Likha 2


Karya : Rezzhna Ombak
Aku adalah segumpal risau yang terhempas dari kelam
Secarik resah yang tertinggal amarah
 Dan sebongkah luka yang di caci gundah gulana
Jika tanpamu!

Badai Asmara


Karya : Rezzhna Ombak

Ketika perbedaan menjadi halangan, aku tak dapat berbuat apa-apa, hanya bergelut dengan resah dan bercengkrama dengan gelisah. Kelam, risau semuanya menari dalam fikiranku, bergelut dengan keluh kesah. Gundah gulana menjadi sahabat dalam menikmati secangkir kelam.

Minggu, 19 Mei 2013

Negeri Janji



Karya : Rezzhna Ombak

Aku masih ingat saat mereka berkoa-koar menebar benih-benih janji yang kelak akan mereka panen menjadi lembaran rupiah. Dan masih tergambar jelas dalam benak mahar seribu janji yang mereka berikan, yang kelak ketika aku dicerai nanti mahar itu akan menjadi pasti. Tapi bukan untuk diriku, melainkan untuk diri mereka sendiri. Aku juga masih ingat saat mereka memeluk tubuhku yang bermandikan keringat tanpa rasa jijik. Namun hanya sementara. Ternyata, aku hanya dijadikan ganjal kursi. Aih, kenapa aku baru sadar?

Kamis, 02 Mei 2013

Sajak Hujan


Karya : Rezzhna Ombak

Tarian rinai menghentak bumi
Memudar cerah
Mencaci langit
Dan mencambuk asa
Kereta imaji pun tak bergerak

Air mengaliri sungai kering
Pohon tersenyum
Pelangi berseri
Sawah tertawa
Aliran polusi hitamkan air susu

Aku melihat
Tersenyum
Berpikir
Memegang pena
Dan menulis sajak hujan
21 Desember 2012

Kolusi Literasi

Karya : Rezzhna Ombak


Hahahaha
Lucu?
Tidak!
Menjijikan?
Ya!
Bakteri tersebar dari larik sajak terhempas
Bait menari merancukan imaji
Diksi menyebar meracun psikologi
Anak baru terbuai rima puisi
Ranjau bait ledakan semangat literasi
Parasit jadi pengendali idiologi
Kolusi?
Enggan kutatap meski sejenak
Nepotisme?
Bangsat!
Konspirasi?
Musnahkan!
Malimping, 09-02-2013

Parade Bocah Petaka

Karya : Rezzhna Ombak

Memasak peristiwa di tungku diksi
Mengiris narasi di antara bumbu larik
Meracik bait di tengah gejolak sajak
Memanipulasi ribuan sajak dalam sukma
Sugesti menjadi rima pada luka
Menahan Sakit dalam pusara
Mengubah rasa padahal imitasi
Oh!
Parade bocah petaka dipecut poster neraka
Nyanyian iblis meninabobokan plagiator
Aku hanya bisa menari melalui sayap sembrani yang patah di pintu surga

Barengkok 18-01-2013

Ajari Aku Bahasa Hati


Karya : Rezzhna Ombak

Apabila aku layu di antara seribu satu mawar yang tengah merekah, apakah kau akan memetiku? Jika memang rasa cinta ini mengalahkan semua rasa yang ada pada hatimu, ajarilah aku bahasa hati. Pelangi di bibir manismu dirundung mendung yang tak berujung. Siluet cinta yang kau lukis di bawah senja hanya menggoreskan cerita duka.